- Home
- No Label
- Utamanya Tampilan di Tempat Kerja
"Gue bingung lo setiap pagi bangun jam berapakah deh? Sempet-sempetnya nata rambut seperti begitu?" celetuk satu diantara rekanan kerja saya sewaktu di kantor lama dahulu. Jika di kantor, saya memang tetap berupaya membenahi rambut demikian rupa agar tidak mengganggu pandangan. Minimum sanggul biasa atau kepang seribu. jual sepatu safety bisa menjadi solusi untuk kamu.
Bukan sekedar menanyakan masalah rambut, mereka keheranan saya tetap gunakan rok ke kantor. "Tidak repot apa jika naik kereta?"
Serta mereka bingung sebab saya tetap menggunakan sepatu hak tinggi di ruang (ya, tidak tinggi-tinggi sangat sich) walau hari itu saya tidak ada agenda keluar kantor, sesaat lainnya dengan santainya cuma menggunakan sepatu karet yang super nyaman. "Orang sepanjang hari di ruang , tidak ke mana-mana" kata mereka.
Di samping perform kerja, sikap, serta perilaku, tampilan jadi satu hal yang penting yang butuh dilihat satu orang pekerja. Style kenakan pakaian di kantor (indoor) atau lapangan (outdoor) tentu saja berlainan hingga harus kita cocokkan agar tidak saltum alias salah baju.
Salah baju kenyataannya dapat mengubah psikologis beberapa orang seperti tidak yakin diri serta insecure (merasakan tidak aman). Mengakibatkan ini akan mengubah mood sampai turunkan perform kerja.
Jadi sebab kebetulan saya kerja di kantoran serta pergi dari pengalaman seperti yang telah saya katakan di atas, karena itu pendapat yang akan saya jabarkan dalam artikel ini tentu saja semakin lebih terkait dengan lingkungan perkantoran.
Kenapa tampilan jadi hal yang penting dalam tempat kerja?
Buat beberapa orang mungkin memiliki pendapat jika tampilan bukan satu hal yang penting dalam tempat kerja. Tidak jadi masalah berpenampilan enjoy, yang penting perform kerja bagus, sasaran terwujud sesuai dengan deadline, perusahaan maju, serta transferan upah lancar.
Tetapi seperti yang telah saya singgung di atas, tampilan serta langkah kenakan pakaian mempunyai dampak tertentu dalam budaya kerja. Serta saya merangkum empat fakta untuk menjawab pertanyaan di atas:
1. Kesan-kesan Pertama cuma 1x
"Don't judge the book by its cover". Frasa super populer ini sering disampaikan agar jangan cuma memandang satu orang berdasar tampilan luarnya saja. Tetapi coba menanyakan pada diri kita, apa kita tetap mengaplikasikan pertimbangan seperti itu pada tiap orang saat lihat mereka kali pertamanya?
Kita tidak pernah tahu akan berjumpa dengan siapa di kantor. Walau jobdesc kita sebagian besar cuma berpusat dibalik kubikel (seperti saya), tidak tutup peluang kita akan berjumpa dengan orang lain di luar perusahaan. Oleh karenanya saya pikir penting selalu untuk berpenampilan rapi.
Pada intinya mata kita lebih senang lihat yang indah-indah. Jadi sebelum dapat lihat lebih jauh karakter, kepribadian, dedikasi serta profesionalitas satu orang, tentunya tampilan ialah satu hal yang pertama-tama dapat memberi kesan-kesan pertama.
Bagaimanakah cara berpakaiannya, rapi ataukah tidak? Rambutnya, terpotong atau teratur secara baik ataukah tidak? Mukanya, apa kelihatan cerah serta bersih atau kotor? Kukunya, apa bersih serta terpotong rapi ataukah tidak?
Beberapa hal fundamen berkaitan tampilan semacam itu benar-benar memengaruhi kesan-kesan pertama satu orang yang lihat kita serta bisa saja memastikan apa mereka akan berlaku terbuka pada kita ataukah tidak, meskipun sekedar hanya untuk mengobrol biasa. Bila kesan-kesan pertama kita saja tidak 'kena' pada client atau rekanan kerja, bagaimana dapat satu kesepakatan atau persetujuan usaha terwujud dengan optimal?
2. Menggerakkan keyakinan diri
Ini sering saya alami sendiri. Waktu saya merasakan ada yang fail dengan yang saya gunakan, saya senang merasakan insecure. Contoh rambut tidak rapi, sepatu kotor, ada sisi jahitan pakaian yang terbuka, dan lain-lain. Berlainan bila semua telah rapi serta menempel di badan saya sesuai dengan pada tempatnya, saya merasakan lebih yakin diri. Baik waktu kerja sendiri atau waktu berjumpa dengan orang lain.
Saya meyakini beberapa orang ada yang alami pergantian mood atau serta memengaruhi perform kerjanya (walau pekerjaan mudah), sebab tidak yakin diri waktu karena alami peristiwa fail itu atau saltum atau apa pun yang membuat satu orang merasakan penampilannya tidak rapi. Kamu pernah?
3. Orang lain semakin lebih menghormati Kamu
Coba jawab dengan jujur, bagaimana kesan-kesan yang pertama-tama tampil di pemikiran pembaca sekaligus saat lihat karyawan baru atau rekanan kerja atau mitra usaha yang kenakan kaus oblong, celana jeans serta sepatu olahraga saat kalian akan lakukan satu pertemuan usaha?
Terkecuali mereka ialah CEO dari perusahaan digital raksasa jenis Mark Zuckerberg, tentu ada yang mengatakan dalam hati "Tidak salah nih orang? Ingin ke mall apa bagaimana?".
Masih terkait dengan point pertama barusan, kenyataannya beberapa orang khususnya di golongan profesional semakin lebih menghormati mitra atau rekanan kerjanya bila kenakan pakaian rapi.
Terkecuali perusahaan atau tempat kerja Kamu membolehkan style kenakan pakaian casual, rapi yang saya tujuan di sini tidak harus bergaya konservatif dengan menggunakan setelan serba hitam atau warna gelap, sepatu pantofel hitam, rambut disanggul yang kaku karena hairspray atau klimis sebab pomade, plus kacamata full frame.
Berpakaianlah dengan rapi sesuai style kita semasing. Boleh-boleh saja memakai baju yang lebih berwarna agar tidak kelihatan kaku serta menjemukan. Pemakaian aksesori bisa saja selama tidak terlalu berlebih.
4. Tampilan sebagai wakil image tempat kerja
Tiap orang yang kerja, tentu saja sekaligus juga jadi perwakilan dari tempat kerja mereka semasing. Oleh karenanya cukup banyak perusahaan yang mempunyai ketentuan khusus buat karyawannya berkaitan dengan kenakan pakaian di kantor.
Memang perusahaan-perusahaan itu tidak detil dalam mengaplikasikan ketentuan kenakan pakaian, sebab bila begitu strict malah akan membuat karyawan merasakan tidak ekspresif serta nyaman dalam kerja. Jadi biasanya ketentuan itu cuma mengaplikasikan ketentuan dresscode saja seperti resmi atau smart kasual.
Akan tetapi, bukan bermakna kita dapat semaunya kenakan pakaian yang asal nyaman. Contoh menggunakan sandal kempit di ruang (terkecuali bila ingin sholat), menggunakan celana legging (seperti untuk olahraga) serta yang lain.
Apa kata karyawan dari perusahaan lain bila lihat style kenakan pakaian kita yang benar-benar tidak rapi? "Ih ya ampun, itu orang kerja di perusahaan mana sich, kok pakaiannya begitu sangat?"
Tentu saja kita tidak ingin kan tempat kita cari nafkah dianggap remeh oleh orang lain karena hanya style kenakan pakaian kita yang tidak proper?
Bagaimana agar masih kelihatan rapi waktu kerja?
Bila kita telah mengerti utamanya langkah kenakan pakaian yang baik di lingkungan kerja, berikut panduan simpel ala saya untuk masih kelihatan rapi waktu kerja:
Pilih baju yang pas
Well, saya memanglah bukan pakar fesyen yang pandai mereferensikan beberapa jenis baju yang dapat di mix 'n match ala majalah fashion. Tetapi dalam kerja, pilih baju yang pas ialah ketentuan yang paling fundamental.
Cocokkan dengan tempat tempat kerja, apa outdoor atau indoor. Bila kita kerja di gedung perkantoran (ditambah lagi perkantoran elite), semestinya jangan kenakan pakaian begitu casual. Serta jika di outdoor (di lapangan), ya jangan gunakan blazer serta sepatu hak tinggi, atau kamu akan kepanasan serta kakimu sakit sebab harus banyak berjalan.
Untuk yang kerja di perkantoran, gunakanlah baju, terusan atau blouse atau rok untuk wanita serta celana panjang bahan untuk pria, sepatu pantofel. Buat wanita, coba tata rambut demikian rupa contoh sanggul rendah (yang sederhana saja serta tak perlu ke salon ). Atau bila ingin digerai, upayakan masih tersisir rapi serta tidak awut-awutan seperti sapu ijuk yang telah mekar sebab kelamaan digunakan.
Perhiasan bisa saja tetapi upayakan yang minimalis. Tak perlu menggunakan perhiasan bling-bling seabrek ala-ala rapper di Hollywood sana, kelak kamu dapat disangka kerja sekalian dagang.
Apabila kerja di lapangan (contoh tempat project), pakai baju yang nyaman. Ditambah lagi umumnya perusahaan mempunyai perlengakapan spesial yang perlu digunakan, berkenaan dengan keselamatan kerja. Jangan coba-coba gunakan heels 15 cm ke tempat project, atau sepatumu akan tenggelam lumpur.
Memerhatikan kebersihan alias grooming
Kebersihan yang saya tujuan di sini contohnya kebersihan tubuh, rambut, kuku, muka, serta yang lain. Mandi serta bersihkan rambutmu dengan teratur agar tidak keluarkan bau-bau yang tidak enak. Serta jangan pernah rambutmu jadi sarang makhluk-makhluk kecil sebab malas dicuci.
Bila kamu senang parfum, semprot-semprot sedikit minyak wangi bisa. Asal tidak terlalu berlebih yang mampu membuat nyamuk terbang sempoyongan seperti habis disemprot toksin serangga. Pilih minyak wangi yang wanginya fresh atau lembut serta bukanlah minyak nyong-nyong yang dapat buat sakit kepala.
Bila kamu suka pada kuku tangan panjang, tak perlu manicure tiap bulan. Tetapi upayakan agar masih bersih. Tentunya orang akan malas jika lihat kukumu yang panjang tetapi hitam-hitam nyelip di antara kuku.
Jika tidak senang memakai make-up, upayakan agar muka masih kelihatan bersih dengan membersihkan muka dengan teratur. Jika memang perlu maskeran. Serta untuk pria, bila ingin pelihara janggut, upayakan terpotong rapi. Tetapi saya sich lebih senang lihat pria yang tidak berjanggut. Hihihi..
Make-up
Oke, untuk yang satu ini mungkin lebih pas untuk wanita saja, sebab walau di Korea sana telah ada produk make-up untuk pria, nampaknya di Indonesia trend make-up untuk pria belum juga biasa diterima.
Saya yakin dengan the powerful of make-up. Dengan make-up, walau tipis, dapat membuat muka satu orang wanita terlihat lebih menarik atau justru dapat menonjolkan sisi muka khusus.
Oleh karenanya kalian beberapa wanita, jangan malas untuk memakai make-up waktu kerja. Tak perlu heavy make-up seperti ingin ke pesta ditambah lagi sampai menor-menor seperti ingin dangdutan. Cukup terapkan make-up yang sifatnya fundamental seperti foundation, bedak, pensil alis, eyeliner atau eyeshadow dan lipstik. Voila! Siap deh ke kantor.
Related Post
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar