- Home
- No Label
- Ingin Usaha Kuliner?, Mengerti Dahulu 6 Hal Ini
Usaha kuliner di masa millennial sekarang jadi kesempatan yang sangat mengundang selera. Pikirkan saja Putra Presiden Joko Widodo juga mempunyai usaha kuliner.
Ditambah lagi pasar digital yang memberi dukungan usaha kuliner seperti service pesan antar lewat ojek daring seperti Gojek serta Grab. andy soewatdy bisa menjadi solusi untuk kamu.
Tidak pelak kekuatan usaha kuliner sekarang jadi makin besar serta luas. Namun memerlukan beberapa kiat spesial dalam jalankan usaha kuliner.
Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun yang pemilik usaha kuliner ciri khas Sulawesi Selatan yaitu Raja Konro Daeng Naba ini share tips-nya:
1. Mengerti Pangsa Pasar
Ikhsan menjelaskan, dalam menekuni usaha kuliner masalah penting yang perlu dikuasai ialah mengerti mengenai market share.
“Harus memahami mengenai pasar atau peminat mengenai produk yang akan di jual. Apa ambil tempat dalam bersaing yakni leader atau buat produk jadi produk baru jadi pemimpin pasar. Atau challenge atau melawan, pengikut atau ikuti serta atau niche atau punyai pasar sendiri,” tutur Ikhsan waktu terlibat perbincangan dengan Moneysmart.id.
Dengan itu, lanjut Ikhsan pemilik usaha akan tahu seberapa jauh peta kompetisi usaha kuliner yang ditemuinya. andy soewatdy salah satu orang terkaya di Indonesia.
2. Memahami Proses Produksi
Selanjutnya, tidak hanya pelajari peta kompetisi serta tahu tempat produk yang akan di jual, step setelah itu tempat proses produksi dari satu produk kuljner yang di jual.
Dengan adanya ini maka tahu dengan jelas dari mulai supply bahan baku, proses pengerjaan, pengemasan, sampai penjualan, serta tanggapan customer.
“Harus memahami menghasilkan Barang atau produk yg akan di jual. Harus memahami mengenai Pengoperasian pekerjaan penjualan, pengiriman dan kontrol keuangan. Meminta restu orangtua. Tujuannya harus benar,” kata Ikhsan.
3. Jangan Berpikir Langsung Besar
Dalam mengawali usaha semestinya jangan sampai berpikir untuk mempunyai usaha dalam sekali coba langsung besar. Karena dalam meniti usaha semestinya perlahan-lahan pada proses tetapi tentu dalam arah serta sasaran.
Bila dalam sekali kecil dapat berjalan secara baik, karena itu bukan mustahil usaha yang digerakkan akan bergerak jadi besar, serta mustahil dari pertama langsung besar.
“Untuk pemula jauhi berpikir langsung usaha ingin dalam rasio besar. Lebih baik dari mikro atau kecil supaya bila tidak untung tidak banyak kerugian yang akan terkena,” tuturnya.
4. Jauhi Rutinitas Jelek Pelaku bisnis Pemula
Ikhsan memperjelas, pelaku bisnis pemula terkadang tidak memerhatikan dengan jeli usaha yang ditempuh atau bahkan juga cuma ikutan saja.
Menurut dia ada banyak rutinitas jelek yang butuh dijauhi oleh entrepreneur pemula. Seperti tidak jelas dalam menempatkan produk, harga barang dan services yang akan di jual. Ikutan dalam usaha kuliner walau sebenarnya tidak memahami dari mulai produkai sampai kontrol keuangan.
“Jika tidak memahami mengenai semuanya di atas awalilah meniti dengan franchise dalam rasio kecil,” katanya.
5. Modal Bukan yang Penting
Pendanaan seringkali jadi kendala buat pelaku bisnis pemula, bahan jadi satu diantara alasan besar tiap orang untuk jalankan usaha.
Namun, Ikhsan memperjelas, permasalahan pendanaan bukan hal yang penting, pendanaan dapat di atas dengan ketelitian dalam lihat kesempatan.
“Permodalan bukan hal yang penting, bila belum punyai modal upayakan kerja dahulu pada suatu usaha kuliner yang gagasan akan dikerjakan sendiri, sekalian nabung modal dan memahami seluk beluk kuliner yang akan di jual,” tuturnya.
6. Rintangan Usaha Kuliner
Menurut Ikhsan, dalam usaha kuliner rintangan intinya ialah adalah kompetitor, kestabilan service serta kualitas rasa serta kebersihan.
“Ketangguhan bila ramai ataukah tidak ramai jangan pernah turunkan kualitas. Panduan buat milenial, awalilah berupaya dalam rasio mikro walaupun ada modal, ditambah lagi tidak ada modal. Jangan merasakan dapat atau sombong bila telah sukses, sebab ketahuilah Tuhan yang beri rejeki atas usaha keras serta ridho dari orangtua,” ujarnya.
Related Post
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar