Mengenali Tipe-Jenis Sepatu Safety Sama Standard ASTM F2413-18




Pebisnis/pengurus perusahaan jangan memberi sepatu safety secara sembarangan──sepatu safety harus penuhi standard keselamatan spesial supaya manfaatnya selaku perlindungan kaki dapat optimal. Apa tipe dan peranan sepatu safety sama standard ASTM F2413-18? jual sepatu safety bisa menjadi solusi untuk kamu.


Cairan panas, bahan kimia, benda tajam, benda berat, tempat kerja yang basah atau licin, dan bahaya listrik, semua dapat menyebabkan luka kaki bila karyawan tidak terlindung secara baik. Beberapa ribu karyawan alami luka kaki dalam tempat kerja tiap tahunnya dan beberapa salah satunya alami luka serius yang memberikan ancaman nyawa.


Data Bureau of Labor Statistics (BLS) tahun 2018 menulis ada lebih 53.000 masalah luka kaki berlangsung tiap tahunnya yang menyebabkan raibnya hari kerja. Ongkos yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk sehari kerja yang raib, yakni 144 juta.


Ada faktor-faktor yang bisa menyebabkan luka kaki. Seputar 80% luka kaki disebabkan oleh jatuhan benda yang beratnya kurang dari 36,2 kg. Bahkan juga pada beberapa masalah, satu benda yang beratnya cuman beberapa kg bisa menyebabkan luka serius sebab karyawan tidak kenakan perlindungan kaki yang pas. Luka kaki bisa juga disebabkan oleh tergelincir, terganjal, dan jatuh dan permukaan lantai kerja yang tidak aman.


Oleh karena itu, langkah terhebat membuat perlindungan karyawan dari luka kaki dengan pengaturan bahaya pada sumbernya, yaitu eliminasi, substitusi, eksperimen tehnologi, dan pengaturan administratif.


Saat beberapa tahapan pengaturan itu tidak memberi pelindungan yang ideal dan kurang maksimal, karena itu alat perlindungan diri (APD) harus dipakai selaku usaha pengaturan paling akhir.


Dengan sediakan sepatu safety yang pas, pebisnis/pengurus bisa menahan luka kaki dalam tempat kerja. Ketentuan berkenaan keharusan berkaitan APD ini tertera dalam Permenakertrans No.8 Tahun 2010.


Dalam peraturan itu disebut jika pebisnis harus sediakan APD yang sama dan secara gratis dalam tempat kerja, dan karyawan dan orang yang lain masuk tempat kerja harus menggunakan APD sesuai kekuatan bahaya dan resiko.


Perlu Anda ketahui, pilih sepatu safety jangan dikerjakan asal-asalan. Kecuali memakai sepatu safety sesuai kekuatan bahaya, beberapa karyawan harus memakai sepatu safety sama standard, diantaranya standard ASTM F2413-18. Kemungkinan beberapa dari Anda bertanya, standard apa itu?



Mengenali Standard ASTM F2413-18


Pebisnis tidak bisa memberi perlindungan kaki secara asal-asalan ── perlindungan kaki harus penuhi standard keselamatan spesial. Tiap negara mempunyai standard keselamatan untuk perlindungan kaki yang lain, seperti EN-ISO 20345:11 (Eropa), CSA Standar Z195-14 (Kanada), dan OSHA 29 CFR 1910.136 (Amerika Serikat).


Standard OSHA 29 CFR 1910.136, menyatukan beberapa standard, yaitu:


ASTM F2412-18: sistem tes standard untuk pelindungan kaki yang dikeluarkan American Society for Testing and Materials (ASTM).


ASTM F2413-18: Standard yang berisi syarat minimal yang perlu dipunyai sepatu safety.


American National Standar for Individual Protection (ANSI) Z41-1991 dan Z41-1999: Standard ANSI untuk perlindungan kaki.


Sayang, standard ANSI saat ini telah tertinggal jaman. Pada tanggal 1 Maret 2005, standard ANSI Z41 diambil dan diganti oleh standard ASTM. Pada tanggal 9 September 2009, OSHA keluarkan penyempurnaan untuk standard APD-nya, terhitung perlindungan kaki. Jadi, walau karyawan telah memakai sepatu safety standard ANSI, dianjurkan untuk berpindah ke standard ASTM terkini.


Berkaitan ASTM F2413-18, standard ini memutuskan syarat minimal yang perlu dipunyai sepatu safety agar memberi pelindungan optimal pada bermacam bahaya dalam tempat kerja yang mempunyai potensi menyebabkan luka kaki. Syarat yang diartikan meliputi design, performa, pengetesan dan kategorisasi sepatu safety.


Standard ini mengendalikan pengerjaan dan produksi toe cap ── tempurung di ujung sepatu safety yang dibuat dari besi baja ── di mana elemen ini jadi sisi yang tidak dipisahkan dan tetap dari sepatu safety.


Standard ASTM F2413-18 berisi syarat minimal performa sepatu safety untuk:


Kemampuan sepatu dalam meredam imbas bahaya (impact resistance)

Ketahanan pada kompresi/desakan (compression resistance)

Pelindungan metatarsal (metatarsal protection)

Pelindungan pada bahaya listrik (electric hazard resistance)

Pelindungan pada tusukan (puncture resistance)

Pelepasan elektrostatik (static dissipative properties).

Arah standard ini ialah sertifikasi perlindungan kaki. Sertifikasi dikerjakan oleh laboratorium faksi ke-3 yang mandiri.


Perlindungan kaki yang disertifikasi harus penuhi syarat kemampuan sepatu dalam meredam imbas bahaya dan ketahanan pada kompresi/desakan. Selanjutnya, syarat tambahan seperti pelindungan metatarsal, pelindungan pada bahaya listrik, tusukan, dan static dissipative bisa disanggupi.


Standard ini mewajibkan pemakaian merek untuk mengenali pelindungan kaki pada bahaya listrik, tusukan, pelindungan metatarsal, dan desakan. Makin tinggi rangking di tiap kelompok, makin besar tingkat pelindungan yang diberi pada sepatu safety. Penandaan dan merek pada sepatu safety harus diikuti secara jelas dan bisa dibaca.


Beberapa jenis Sepatu Safety Menurut Standard ASTM F2413-18



Sepatu safety adalah komponen terpenting dari pelindung diri dalam tempat kerja. Pemakaian sepatu safety yang pas bisa kurangi frekwensi dan tingkat keparahan luka kaki secara berarti. Untuk mengenali sepatu safety yang Anda pakai telah pas atau belum, yakinkan Anda pahami lebih dulu beberapa jenis sepatu safety dan manfaatnya sama standard yang berjalan.


Berikut kategorisasi sepatu safety menurut standard ASTM F2413-18:


a. Metatarsal (Mt) ̶ sepatu safety Mt direncanakan untuk memberi pelindungan tambahan untuk sisi metatarsal kaki. Metatarsal ialah sisi tulang panjang yang ada di kaki, yang menyambungkan pergelangan kaki ke jari-jari kaki. Sepatu safety harus sanggup memberi pelindungan pada kaki sesudah terserang style 34 kg.


b. Conductive (Cd) ̶ sepatu safety Cd direncanakan untuk "mengantarkan" listrik statis. Sepatu ini ditujukan untuk memberi pelindungan untuk karyawan dari bahaya yang kemungkinan muncul dari penimbunan listrik statis dan untuk menolong kurangi peluang munculnya api berbahan peledak atau bahan kimia yang gampang menguap. 


Sepatu safety Cd pas dipakai di tempat penyimpanan bahan gampang terbakar, gampang meledak, atau bahan kimia gampang menguap. Sepatu safety type ini harus penuhi syarat tahan pada bentrokan dan kompresi/desakan.


Catatan: Sebab sepatu keselamatan konduktif direncanakan mengantarkan listrik, karyawan harus menghindar memakai sepatu ini di lingkungan yang ada bahaya listrik.


c. Electrical hazard (EH) ̶ sepatu safety EH direncanakan non konduktif dan sol dan tumit sepatu yang tahan pada bahaya listrik. Sepatu ini ditujukan selaku pelindungan sekunder untuk karyawan bila tidak menyengaja mencapai kabel listrik bertegangan atau kurangi peluang karyawan terserang sengatan listrik dan pembakaran sebab listrik.


Perform sepatu safety EH tidak optimal bila sol luar sepatu telah aus dan/atau waktu dikenai di lingkungan basah.


Catatan: sepatu safety type EH tidak direferensikan selaku sumber pelindungan khusus dari bahaya listrik di tempat kerja.


d. Static dissipative (SD) ̶ sepatu safety direncanakan untuk kurangi jumlah penimbunan listrik statis dalam tubuh. Sepatu ini sesungguhnya mengantarkan listrik statis lewat susunan luar sepatu, insole, dan outsole.


Bahan disipatif memungkinkannya daya listrik statis mengucur ke tanah lebih lamban secara lebih termonitor dibanding bahan konduktif. Sepatu safety ini memberi pelindungan pada bahaya yang kemungkinan ada sebab ketahanan perlindungan kaki yang begitu rendah dan memberi tingkat ketahanan yang lumayan tinggi untuk kurangi peluang sengatan listrik.


Yakinkan lantai dan sol sepatu masih bersih dan bebas dari debu dan benda asing yang lain untuk jaga contact yang bagus di antara sol dan lantai. Ini memungkinkannya listrik statis mengucur lewat sol dan mengucur ke tanah. Supaya peranan sepatu lebih maksimal, pemakai tidak bisa menambahkan atau menukar insole.


Di Indonesia, kecuali ASTM F2413-18, standard keamanan yang harus dipunyai oleh tiap produk sepatu safety ialah SNI 0111:2009 dan SNI 7079:2009. Standard nasional mewajibkan sepatu safety diperlengkapi pengeras depan dari baja selaku perlindungan jari-jari kaki dari pukulan dan bentrokan dan bahaya yang lain terkait dengan lingkungan kerja.


Ada point utama yang perlu Anda ingat waktu beli sepatu safety, yaitu yakinkan produk yang Anda membeli telah mempunyai sertifikasi standard keselamatan dan keamanan internasional atau nasional.


Sepatu safety yang bagus bukan sepatu yang berat dan tebal, tapi sepatu yang sanggup memberi pelindungan pada kaki dan jemari kaki Anda dan kekuatannya bisa ditunjukkan adanya sertifikat barusan.


PENTING!


Tentukan dan pakai sepatu safety yang sama kekuatan bahaya, tipe pekerjaan, dan situasi keadaan kerja (indoor atau outdoor, temperatur dingin atau panas, dan lain-lain.)

Sepatu safety harus penuhi standard internasional (Standard ASTM/EN ISO) atau nasional (SNI).

Jauhi menggunakan sepatu safety memiliki bahan kulit atau dari kain bila bekerja di seputar bahan kimia, acid, atau caustic

Pakai sepatu dengan perlindungan jemari yang dibuat dari baja dan anti-slip untuk pekerjaan konstruksi

Tulis pembelian sepatu safety pada buku catatan

Periode gunakan sepatu paling lama ialah tiga tahun (bergantung intensif pemakaian, paparan, dan situasi keadaan kerja)

Kerjakan pengecekan sepatu safety minimum tiap dua minggu sekali, tukar jika telah cacat, hancur, atau koyak

Sesudah bekerja dengan bahan kimia, membersihkan sepatu sama air untuk hilangkan bahan kimia atau debu yang melekat pada sepatu

Taruh sepatu safety di lokasi yang kering, sejuk, dan berventilasi.

Salam safety!

0 komentar